AGAMA DAN MANUSIA








A.   PENDAHULUAN
Manusia di pandang  sebabagai mahluk tuhan yang paling mulia, predikat sebagai mahluk yang mulia tersebut diberikan sendiri oleh Allah. Tuhan yang menciptakan manusia. Allah   berfirman dalam  surat al isra’ ayat 70 yang berbunyi 
وَلَقَدْ كَرَمْنَاْ بَنِىْ أَدَمَ وَحَمَلْنَاْهُمْ فِىْ اْلْبَرِ وَاْلْبَحْرِ وَرَزَقْنَاْهُمْ مِنَ اْلْطَيِبَاْتِ وَفَضَلْنَاْهُمْ عَلَىْ كَثِيْرٍ مِمَنْ خَلَقْنَا
“Dan sesungguh nya telah kami muliakan Anak-anak adam kami rangkul mereka dan didaratan dan lautan,kami berikan rizki dari yang paling baik dan kami lebihkan mwreka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahkluk yang telah kami ciptakan”
            Kemudian manusia itu di sebut oleh kelebihan-kelebihan yang di milikinya di bandingkan dengan mahluk lainny, baik dari segi bentuk fisik maupun dari segi kemampuan non pisik.Dari segi pisik manusia memiliki bentuk yang paling sempurna.Manusia berjalan dengan dua kakinya dan menyuap makanan dengan menggunakan tangannya. Sementara mahkluk lainnya ada berjalan dengan tangannya, kakinya, merayap dan menyauap makanan dengan menggunakan mulutnya manusia juga bias tertawa; satu hal yang mustahil  dilakukan oleh mahkluk lainnya. Akan tetapi kelebihan manusia dari makhluk lainnya adalah manusia memiliki akal yang memungkinkan manusaia dapat berfikir dan mengembangkan kehidupannya.[1]
B.   PENGERTIANMANUSIA DAN AGAMA
DALAM  PRESPEKTIF AL-QUR’AN
a)      Manusia dan Agama Dalam Prespektif Al-qur’an
Adalah manusai dalam pandangan islam (menurut Al qur’an), manusia dalam pandangan islam, selalu di kaitkan dengan suatu kisah tersendiri . Di dalamnya manusia tidak semata-mata di gambarkan sebagai hewan tinggi yang berkuku, pipih,  berjalan dengan dua kaki,  dan pandai bicara, lebih dari itu. Menurut Al qur’an, manusia lebih luhur dan gaib dari apa yang dapat di pinisikan oleh kata-kata tersebut.
Dalam al qur’an berulang kali diangkat derjad nya, berulang kali berulang kali pula di rendahkan merka  di nubatkan  jauh mengongguli alam, surge, dan bahkan para malaikat tetapi pada saat yang sama , mereka tak bias lebih berarti di bandingkan denga syatan terkutuk yang mampu menaklukkan  alam,  namun juga bias mereka merosot “yang paling rendah dari segala yang rendah ”. oleh karena itu, makhluk –makhluk manusia sendiri yang harus mendapatkan sikap dan menetapkan dan menentukan nasib akhir mereka sendiri .
Manusia Dalam Segi Positif
1.      Manusia adalah holifah tuhan di bumi
2.      Di bandingkan dengan semua makhluk yang lain mempunyai kapasiatas intelejensi yang paling tinggi.
3.      Manusia mempunyai kecendurungan dengan tuhan, dengan kata lain, manusia sadar agakan
Akan kehadiaran tuhan jauhan dari dasar senubari manusia.Jadi segala keraguan dan keingkaran kepada tuhan muncul ketika manusia menyimpang dari fitrah merek sendiri.
4.      Manusia dalam fitrahnya, memiliki sekumpulan unsur surgawi yang luhur yang berda dengan unsur badani yang ada pada binatang, tumbuhan dan benda-benda bernyawa, unsur-unsur itu merupakan suatu senyawa antara alam nyata dan metafisis antara rasa rasa dan nun rasa (materi) antara jiwa dan raga.
5.      Manusai bersifat bebas dan merdeka di beri kepercayaan penuh oleh tuhan, di berkahi dengan yang di turunkan melalui para nabi dan karunia rasa tanggung jawab mereka di perintahkan untuk mencari nafkah di muka bumi dengan inisiatif da jerih payah merek sendiri merekpun bebas memilih kesejah teraan atau ksengsaraan bagi dirinya.
6.      Manusai di kerununiai pembawaan yang mulia dan martabat. Tuhan, pada kenyataanny, telah menaganugarahi manusai dengan keunggulan manusia atas makhlu-mahluk lain, manusia akan menghargai dirinya sendiri, hanya mereka mampu mersakan kemuliaan dan martabat, tersebut, serta  mau melepaska diri mereka dari kepcikan segala jenis kerendahan budi penghambaan, dan hawa nafsu.
7.      Manusia memiliki kesadaran mural, mereka dapat membedakan yang baik dari yang jahat melalui inspirasi fitrih yang ada pada mereka.
8.      Jiwa manusia tidak akan pernah damai kecuali dengan  mengingat Allah. Keinginan mereka peroleh di lain pihak, merek lebih berhasrat untuk tinggalakan kearah perhubunga dengan tuhan yang maha abadi.
9.      Segala bentuk karunia duniawi di ciptakan untuk kepentingan manusaia. Jadi manusai berhak memanfaatkan itu sama sama cara yang sah.
10.  Tuhan menciptakan manusia agar mereka menyembah Nya dan tunduk patuh kepadanya menjadi tanggung jawab  utama mereka.
11.  Manusia tidah dapat memahami dirinya kecuali dalam sujudnya  kepada tuhan dan dengan mengingat Nya bila mereka melupakan tuhan. Merekapun akan melupakan dirinya dalam keadaan demikian , mereka tidak tahu siapa diri mereka, untuk apa merek ada, dan apa yang harus mereka perbuat.
12.  Setip realitas yang tersebunyi akan di hadapkan kepada manusia semista stalah mereka meninggal dan selubung ruh mereka di singkapkan.
13.  Manusai tidak semata-mata tersentuh oleh mutivasi-mutivasi duniawi saja.[2]
b)     Manusia dan Hewan.
Manusia yang pada dasarnya hewan, memiliki banyak sifat yang serupa dengan mahluk hidup lainnya.
Perbedanan yang mendasar antara manusia dan makhluk lainnya yang membangon kemnusaia dan telah mengawali apa yang di sebut sebagai kebudayaan manusia terdapat dua aspek.
1.      Pandang-pandangan
2.      Kecendurung-kecendurungan .
Selurh makhluk hidup sebenarnya  mempunyai kehsan berupa kemampuan untuk mecirikan diri dan lingkungannyan. Manusia sama halnya dengan makhluk hidpu lain memiliki seperangkat hasrat  dan tujuan .
Perbedaan antara kedunya terletak pada demensi pengetahuan kesadaran dan tangakay tujuan mereka inilah yang meberikan  kelebihan,  keunggulan, serta membedakan dirinya  dari semu hewan  yang lain.[3]
c)      Manusia Dalam Pnrespektif Psikologi Barat dan Islam
Sepanjang sejarah perdaban kajian tentang manusia menduduki rangking tertinggi dan sekian kajian yang ada selain objeknya unik.Kajian itu dapat menghasilkan berbagai persepsi objeknyadan konsep yang berbeda.
1)      Manusia Dalam Psikologi Barat Kontemptrer
emahami  citra manusia sangat beragam, hal itu tergantung latar belakang  dimana  cita itu di rumuskan, misalnya latr belakang ideoligi bangsa, cara andabg dan pendekatan study.
 Ciri-ciri Manusai Dalam Aliran
Ø  Menemukan aktivitas manusia berdasarkan strukrur jiwa yang terdiri ide, ego, dan super ego.
Ø  Penggerak utuma struktur manusia adalah libido dengan cibido yang terkuat ibadah libido seksual, karena itu hamper seluruh tingkah laku manusai teraktual di sebabkan oleh mutivasi libodo seksual.
Ø  Tingakat kesadasan manusai terbagi atas tiga alam.
a.       Alam prasadar (the on cios)
b.      Alam tak sadar (the on conscious)
c.       Alam sadar (the conscious)
2)      Manusia Dalam Psikologi Islam
Di ungkapkan dalam Al qur’an “maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah)(tetaplah atas) fitroh yang telah menciptakan manusia menurut fitroh itu, tidak ada perubahan fitrah Allah, itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (QS. Arrum: 30)
a.       Makna Etomulogi
Fitrah berarti terbuka sesuatu dan melahirkan dan makna dasar tersebut, maka berkembang menjadi dua makna pokok.
b.      Makna Nasabi
Makna nasabi diambil dari pemahaman beberapa ayat dari hadits nabi.
Ø  Fitrah berarti suci (al thur)
Setiap anak dilahirkan kecuali dalam kondisi fitrah maka kedua orang tuanya ysng menjadikan yahudi nasroni majusi atau musyrik” (H.R. Bukhori dan muslim).
Ø  Fitrah berarti mengakui ke esaan  Allah. Manusaia lahir dengan membawa potensi tauhid atau paling tidakia berkecendurungan untuk mengesakan tuhan dan berusaha terus menerus untuk mencari dan mencapai ketauhitan.
Ø  Makna Temunulogi.
Fitrah adalah citra asli yang dinamis yang terdapat dalam sistem psikologi manusia dan dapat di aktualisasikan dalam bentuk tingkah laku.Citra unik tersebut telah ada sejak awal penciptaannya.[4]
d)     Manusia Serba Diminsi
Pada saat yang sama, manusia di pisahkan dari jenis makhluk hawani tersebut dengan jurang perbedaan-perbedaan mendasar yang mencolok. Masing-masing menunjukkan bahwa manusai memang merupakan makhluk dengan deminsi sendiri.
1)      Pemahaman terhadap diri dan alam semesta.
2)      Keinginin-keinginan yang mengatur manusia.
3)      Tingkat kemampuan manusia mengatasi keinginan-keinginan dan kemampuan untuk memilih.
Ada pesona-pesona lain menandah mereka kearah tujuan non materi yang terbobot dan tak pula bersuptansi, yang tak mungkin diukur dengan alat ukur duniawi.
a)      ilmu
b)      kebijakan etis
c)      estetika
d)     pemudaan dan penkudusan
e)      keserbabisaan manusia
f)       pengetahuan tentang diri
g)      pengembangan bakat. [5]

C. KESIMPULAN

Al qur’an menggambarkan manusia sebagai sesuatu makhluk pilihan tuhan, sebagia khalifah nya di muka bumi serta sebagai makhluk samawi yang di dalam dirinya ditanankan mengakui tuhan, bebas, terpercaya, rasa tanggung jawab terhadap dirinya maupun alam semesta, serta karunia keunngulan atas alam semesta, langit dan bumi. Manusia di pusakai dengan kecendurunga kearah kebaikan maupun kejahatan
manusia pada dirinya sendiri menunjukkan bahwa manusia terbuka untuk dirinya sendiri melalui realitas kehidupan yang dialaminya, baik menyangkut pengalaman dari dalam maupun dari luar. Kehidupan manusia merupakan sebuah totalitas masa lalu, sekarang dan yang akan datang.

  DAFTAR PUTAKA

·         A. Mursal H.M. Taher, kamus ilmu dan jwa pedidikan. Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1977.
·         Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakir, Nuansa-nuansa Psikologi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001.
·         Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama. Bandung: Sinar Baru, 1998.
·         Abdul Aziz, Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Ikhtiar Baru van Hove, 1996.
·         Mutahhari, Murtadha, Prespektip Al Qur’an Tentang Manusia dan Agama. Bandung: mizan. 1984.


[1]  Abdul  A’la Al Madudi, Hak asasi Manusia dalam Islam, Oleh: Bangbang  Irian  Jajud  Majud  Madjash dari Human righ  Islam (jakarta: beni aksara 1995). Cet-1, h. 1-2.
[2] Mutahhari  Murtadha, Prespektif  Al qur’an Tentang Manusia dan  Agama, Mizan  Jalan titiran 26 (Bandung, Shafar 1405 H November 1406), cet-1. h. 117-121.
[3] Mutahhari  Murtadha, Prespektif  Al qur’an Tentang Manusia dan Agama, Mizan Jalan Titiran 26 (Bandung, Shafar 1405 H November 1406), cet-1. h. 62.
[4]Frof. Dr. Iman Malik, Pengantar Psikologi Umum, Feras Komplek Polri Gowok Blok D3 no 200, (Yokyakarta,  April 2011), Cet-1. h. 278-282.
[5] Mutahhari Murtadha, Prespektif Al Qur’an Tentang Manusia  dan  Agama, Mizan  Jalan Titiran 26 (Bandung, Shafar 1405 H November 1406), cet-1. h. 125-135.

Komentar